Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Sumatera Barat
17 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
8 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
5
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
7 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
6
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
7 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasional

Dituduh Tjahjo Kumolo Anti-Pancasila, Ini Klarifikasi Adhyaksa Dault

Dituduh Tjahjo Kumolo Anti-Pancasila, Ini Klarifikasi Adhyaksa Dault
(liputan6.com)
Senin, 22 Mei 2017 21:44 WIB
JAKARTA - Mendagri Tjahjo Kumolo menuduh seorang mantan menteri yang berniat mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi negara Islam. Mantan menteri itu kini menjabat komisaris BUMN.

Mantan Menpora Adhyaksa Dault meyakini tuduhan politikus PDIP itu ditujukan kepada dirinya, karena itu Adhyaksa pun langsung mengklarifikasi ke Tjahjo.

Komisaris BRI itu membantah dirinya merupakan orang yang anti-Pancasila atau bahkan ingin membuat negara Islam. Ia juga mengklarifikasi terkait beredarnya video dirinya menyatakan mendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

''KItu video saya tahun 2013, sudah lama. Waktu itu saya hadir untuk memenuhi undangan dari HTI,'' ujar Adhyaksa Dault kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (22/5/2017).

Ia mengaku, kala itu mau memenuhi undangan HTI karena dirasa HTI hanyalah organisasi atau ormas dakwah Islam. Namun jika saat ini HTI disebut anti-Pancasila, Adhyaksa menyerahkan kepada pemerintah.

''Dulu saya mau (diundang HTI) karena menurut saya dia hanyalah organisasi, lembaga dakwah Islam. Tapi kalau sekarang HTI disebut anti-Pancasila dan ingin dibubarkan, itu menjadi urusan pemerintah yang sekarang,'' paparnya.

Selain telah melakukan klarifikasi kepada Tjahjo Kumolo, Adhyaksa juga mengaku sudah pernah mengirim surat ke Istana terkait dengan videonya tersebut.

''Makanya saya bingung kenapa ini (video berpidato di HTI) viral. Lah saya waktu itu saja sudah kirim surat ke Istana kalau saya sama sekali tidak ada maksud saya anti-Pancasila,'' kata dia.

Dia menegaskan kalau dirinya sama sekali tidak anti-Pancasila. Hal itu ditunjukkan dengan dirinya mengikuti pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), lalu menjadi Menpora dan Ketua Pramuka.

''Bagaimana mungkin saya anti-Pancasila, saya saja dulu ikut pendidikan P4, terus Menpora, terus saya ini juga jadi Ketua Pramuka. Bahkan, dulu almarhum kakek saya meninggal karena mati-matian membela Pancasila. Jadi mana mungkin saya anti-Pancasila,'' jelas Adhyaksa.

Dirinya pun bingung mengapa video yang sudah empat tahun lalu itu bisa viral. Oleh karena itu, ia pun membuat sebuah video klarifikasinya yang diunggah melalui situs berbagi video YouTube.

Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan, saat ini degradasi jiwa nasionalisme berideologikan Pancasila juga menjangkiti pejabat pemerintahan. Dengan tegas dia menyebut, ada mantan menteri yang lantang menyerukan niatnya untuk mengganti Pancasila dan mengubah Indonesia menjadi negara Islam.

''Bayangkan, ada tokoh nasional, komisaris BUMN besar dengan enaknya teriak-teriak kita anti-Pancasila, kita ubah Indonesia menjadi negara Islam,'' tutur Tjahjo.

Tjahjo menegaskan, ucapannya ini pun dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) telah membeberkan sejumlah bukti kuat perihal adanya mantan menteri yang hadir dalam sebuah acara ormas yang diketahui ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah.

''Pak Wiranto menyebut data. Ada rekaman visualnya, rekaman tertulis, ada fotonya. Di mana, jam berapa, ada semua,'' jelas dia.***   

Editor:hasan b
Sumber:liputan6.com
Kategori:GoNews Group, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/