Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
23 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
Umum
23 jam yang lalu
Ria Ricis Resmi Jadi Janda, Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Nasional
22 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
9 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
7 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Politik

Pilkada Usai, PP Pemuda Muhammadiyah: Saatnya Merawat Toleransi Otentik

Pilkada Usai, PP Pemuda Muhammadiyah: Saatnya Merawat Toleransi Otentik
Istimewa.
Rabu, 19 April 2017 21:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Setelah Hiruk pikuk Pilkada Langsung DKI Jakarta, yang penuh dengan intrik tajam, bahkan dipenuhi dengan teror-teror perpecahan. Pemuda Muhammadiyah mengajak semua warga DKI kembali bersatu dan merawat toleransi secara otnetik.

"Saatnya kita kembali bersatu, memajukan dan menggembirakan Indonesia," ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam siaran persnya yang diterima GoNews.co, Rabu (19/4/2017) malam.

"Saya percaya tidak ada tempat bagi intoleransi dan radikalisme di Tanah Indonesia. Mayoritas umat beragama terutama umat Islam menempatkan Pancasila sebagai kesepakatan bersama sebagai Bangsa," lanjutnya.

Masih kata Dahnil, tuduhan suburnya radikalisme dan intoleransi bagi Pemuda Muhammadiyah, adalah upaya kampanye propoganda politik untuk menuduh kelompok politik tertentu, yang kemudian seolah memberikan label generatif terhadap sikap politik yang berbeda.

"Oleh sebab itu, saya berharap pelaku isu menuduh pihak lain yang berbeda sikap dengan tuduhan radikalis dan intoleran tidak lagi dilakukan pada momentum politik berikutnya, karena tindakan seperti itu justru menjadi ancaman terhadap keberagaman dan Pancasila," tukasnya.

Dirinyapun berujar, akan menyetop menjadi kan toleransi dan keberagaman sekedar komoditi dan propoganda politik.

"Mari momentum usainya pilkada DKI Ini kita menghadirkan toleransi yang otentik, bukan toleransi yang dipenuhi praktek rente dan politicking," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/