Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
17 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
17 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
17 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
4
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Sepakbola
17 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
5
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
17 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Waduh, Dua Tokoh Papua Ini Tak Kompak Soal PT Freeport

Waduh, Dua Tokoh Papua Ini Tak Kompak Soal PT Freeport
Foto: inilah.com
Sabtu, 25 Februari 2017 14:05 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Selain berdebat soal kontribusi yang diberikan PT Freeport Indonesia untuk rakyat Papua dan Indonesia, Tokoh Senior Pemerintahan Papua Michael Manufandu dan Ketua Gerakan Papua Optimis Jemmy Demianus Ijie juga berbeda pendapat soal pembangunan smelter.

Michael menyatakan pada dasarnya saat itu PT Freeport sudah akan membangun smelter yang merupakan amanat Undang-Undang No. 4/2009 tentang Minerba.

"Freeport sudah anggarakan 2,3 miliar dolar Amerika untuk bangun smelter. Mereka juga sudah kerjasama dengan perusahan dekat situ untuk sewa tanah. Sudah mulai kajian-kajian. Uang ada kontraktor juga sudah ada. Tapi berpikiran jika ada perubahan saat pergantian kekuasaan," jelasnya.

Sedangkan Ketua Gerakan Papua Optimis Jemmy Demianus Ijie mengatakan hal berbeda. Menurutnya tidak ada pembangunan Smelter hingga saat ini.

Dengan begitu, PT Freeport sudah melanggar Undang-Undang."Boro-boro bangun Smelter di Papua, fasilitas kesehatan saja tidak pernah tersedia di Papua," tukasnya.

"Bangun rumah sakit rujukan saja tidak ada sampai sekarang ini. Masyarakat harus berobat ke Surabaya, Jogja. Adakah satu saja sekolah unggul dibangun (Freeport) Papua?" sesalnya.

Jemmy akhirnya ikut menyentil soal pernyataan Michael terkait jumlah pekerja papua di dalam PT Freeport. Ia tidak membantah soal jumlah tapi ia menyebut pekerja Papua hanya jadi buruh kasar di tanah sendiri.

"Orang Papua di Freeport hanya sebagai pekerja kasar. Ada beberapa di manajemen, tapi tidak sebanding. Memang banyak orang kerja tapi buruh kasar," ketusnya. ***

Sumber:inilah.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/