Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Sepakbola
23 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
22 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
3
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
22 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
4
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Sumatera Barat
23 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
5
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
23 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
6
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Sumatera Barat
6 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Perayaan Cap Go Meh Batal Digelar di Masjid Agung Jawa Tengah, Ini Alasannya

Perayaan Cap Go Meh Batal Digelar di Masjid Agung Jawa Tengah, Ini Alasannya
Masjid Agung Jawa Tengah
Sabtu, 18 Februari 2017 18:16 WIB
SEMARANG - Perayaan Cap Go Meh yang sudah diizinkan pemerintah dan aparat setempat digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Minggu (19/2/2017), akhirnya dibatalkan.

Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MAJT, Dr KH Noor Ahmad MA menyebutkan, ada beberapa alasan yang mendasari pembatalan pelaksanaan perayaan Cap Go Meh di MAJT. Yang pertama, karena waktunya dianggap tidak tepat.

Kedua, karena aspirasi umat Islam menginginkan agenda budaya ini jangan dulu dilaksanakan. “Yang ketiga, tentunya memang ada semacam pengertian bersama, apakah bagian dari budaya masyarakat Tionghoa tersebut bisa dilaksanakan di lingkungan umat muslim,” jelasnya, Sabtu.

Sebab, lanjut Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini, sebenarnya akan dilaksanakan di lingkungan MAJT dan bukan dalam masjidnya.

Dalam pengelolaan, kata Noor Achmad, lingkungan MAJT dipilah menjadi dua kawasan. Yakni kawasan bangunan masjid serta kawasan bisnis yang berada di kompleks MAJT. Kawasan bisnis ini sendiri juga disewa oleh masyarakat non-Muslim.

Namun demikian izin telah dicabut dan penyelengaraannya dipindahkan ke halaman Balai Kota. Meski demikian mereka ingin, supaya yang hadir bukan orang Tionghoa saja, tapi juga orang Islam.

Karena hubungan masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh tidak memandang suku, ras dan agama. Jadi ini bukan acara keagamaan, tetapi acara budaya. Teman- teman yang di Persatuan Islam Tiongoa Indonesia Piti (PITI) juga ada di sana (red; dalam kepanitiaan).

Sekali lagi, lanjut Noor Achmad, pertimbangan awalnya mengapa sempat akan diselenggarakan di lingkungan MAJT karena ini merupakan acara budaya.

''Selain itu, memang ada harapan dari teman- teman PITI, setelah mendengarkan tausyiah dari KHA Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Habib Luthfi bin Yahya ada yang tertarik untuk masuk Islam,'' tambahnya.

Seperti diketahui, perayaan Cap Go Meh di Semarang ini sebelumnya bakal digelar di lingkungan MAJT. Bersamaan dengan kegiatan ini juga akan digelar dialog budaya yang menghadirkan sejumlah tokoh. Antara lain KHA Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya, Bhante Dhammasubho Mahathera, dan Romo Aloysius Budi Purnomo.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/