Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
24 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
24 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
3
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
4
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Sepakbola
9 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
5
Cleberson Siap Jalankan Instruksi Demi Tiket Final
Olahraga
9 jam yang lalu
Cleberson Siap Jalankan Instruksi Demi Tiket Final
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat Curigai Antasari Azhar Dimanfaatkan Sebagai Komoditas Politik

Pengamat Curigai Antasari Azhar Dimanfaatkan Sebagai Komoditas Politik
Antasari Azhar. (liputan6.com)
Minggu, 29 Januari 2017 12:02 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, sejak beberapa bulan lalu telah terjadi politik saling sandera di tanah air.

“Agenda politik saling sandera dan saling mengeluarkan kartu mati supaya membungkam lawan politik,'' ujar Pangi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/1), seperti dikutip dari republika.co.di.

''Cara Ini dilakukan agar lawan tak banyak bicara atau kritis,” sambungnya.

Terkait wacana akan dibukanya kembali kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Pangi mencurigai Antasari hanya akan dijadikan jembatan salah satu kekuatan politik untuk kepentingan pribadi.

''Yang kita khawatirkan Antasari dijadikan sebagai komoditas politik untuk kepentingan kelompok tertentu dengan deal tertentu,'' ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center tersebut.

Sekali lagi, lanjut dia, hukum digunakan untuk melindungi kepentingan kelompok tertentu. Tetapi di sisi lain juga digunakan untuk mengamputasi lawan politik.

Situasi seperti ini, menurut dia, akan membuat kondisi politik kita tidak sehat, penegakan hukum juga tidak sehat. 

“Penegak hukum seharusnya berdiri di atas profesionalisme dan keadilan, bukan untuk kekuasaan maupun kepentingan kekuasaan politik tertentu dengan menjadikan mesin pemberantasan korupsi membungkam dan menghabisi lawan politik dengan status tersangka dan seterusnya,” kata dia. ***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/