Home  /  Berita  /  Umum
Profil Kasatpol PP Pekanbaru, Zoel Fahmi Adrian

Zoel Fahmi Adrian, Tukang Antar Nasi Rantang dan Kernet Angkot yang Berhasil Sunting Anak Bupati dan Kini Jadi Kasatpol PP Pekanbaru

Zoel Fahmi Adrian, Tukang Antar Nasi Rantang dan Kernet Angkot yang Berhasil Sunting Anak Bupati dan Kini Jadi Kasatpol PP Pekanbaru
Kasatpol PP Pekanbaru, Zoel Fahmi Adrian
Sabtu, 07 Januari 2017 11:13 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
NASIB seseorang memang tidak bisa ditebak dan diprediksi oleh siapapun. Jalan hidup seorang baik dan buruk hanya Allah SWT yang menentukan. Hal ini juga yang dialami oleh sosok bocah, Zoel Fahmi Adrian, kelahiran Pekanbaru pada 15 Juli 1975 silam.

Hidup serba pasa-pasan dari keluarga sederhana, Zoel yang sejak SD anak yang tergolong cerdas ini memang tidak bisa menikmati kehidupannya dengan banyak bermain. Pasalnya ia juga harus membantu sang ibu, yang saat itu hanya berprofesi sebagai guru agama yang bergaji rendah, sementara sang bapak hanya pegawai dan dosen di Universitas Riau.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup dan biaya adik-adiknya, Zoel Fahmi Adrian pun bekerja dengan sang Nenek, saat itu mengambil kesempatan dan peluang dengan banyaknya anak kos di sekitar rumahnya. Salah satunya adalah usaha catering atau yang biasa dikenal dengan nasi rantangan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul2jpg-5483.jpg

Awalnya dengan berjalan kaki Zoel Fahmi pun setiap hari bertugas mengantar nasi rantangan ke rumah-rumah konsumennya. Namun seiring berjalanya waktu, dari upah Rp1000 yang diberikan sang ibu, ia tabung dan bisa membeli sepeda. Zoel kecil yang bersekolah di SD 001 Pattimura inipun tak lagi berjalan kaki saat mengantar nasi rantang maupun saat pergi ke sekolah.

Lulus sekolah dasar iapun melanjutkan jenjang pendidikanya ke SMP 14 Pekanbaru. Jiwa mandiri dan pekerja keras tidak berhenti, Zoel remaja masih tetap giat membantu kedua orangtuanya. Saat itu untuk tambah uang jajan sekolah, iapun masih membantu antar nasi rantang sambil sesekali menjadi stokar atau kernet oplet (angkutan kota-red), yang pada saat itu pamannya memang memiliki beberapa armada angkutan kota Tangkerang-Pasar Pusat.

Zoel Fahmi juga seperti anak kebanyakan, meski harus bekerja, ia juga terkadang menyempatkan diri untuk bermain dengan rekan sejawatnya. Bermain kelereng, mandi air hujan dan bermain sepakbola adalah kegemarannya. Ia juga gemar olahraga sejak SD dan sempat mengikuti kegiatan ekstra dengan masuk ke perguruan pencak silat. Namun karena sempat terjadi insiden kecelakaan saat latihan, Zoel pun memutuskan berhenti dan fokus bermain sepakbola.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul3jpg-5482.jpg

Lulus SMP, Zoel Fahmi melanjutkan ke sekolah menengah yang tak jauh dari lingkungan rumahnya yakni di SMA Negeri 6 yang saat ini menjadi SMA 8 Pekanbaru. Namun belum sempat tamat ia harus pindah ke Sekolah SMA Negeri 5. Lulus SMA tahun 1993, ia sedikit galau dengan kondisi keterbatasan orang tua, karena ekonomi yang tergolong susah dengan kondisi adik-adiknya yang juga masih sekolah, Zoel pun bingung mau melanjutkan ke bangku kuliah. Saat itu memang orangtuanya tetap mendorong agar Zoel tetap melanjutkan pendidikan. Apalagi sang ibu ingin melihat anaknya bisa menjadi perwira polisi.

Iapun mengambil keputusan untuk masuk sebuah akademi yang bisa dibiayai pemerintah. "Ada beberapa pilihan saat itu, masuk Akmil mengikuti anjuran sang ibu, atau pilihan akademi yang murah dan yang bisa dibantu pemerintah. Saya pun mencoba masuk ke Akademi Kehakiman namun gagal karena fisik yang tak seimbang," ujar Zoel Fahmi, saat berbincang dengan GoRiau.com (GoNews Group), Rabu (04/01/2017).

Singkat cerita, akhirnya ia memilih ke STPDN di Jatinangor Bandung, guna membentuk mental dan karakternya selama 4 tahun. Iapun lulus pada tahun 1997. ''Saat itu meski dengan keterbatasan, alhamdulilah saya diterima di STPDN, dan untuk tambahan uang jajan, saya sehari-hari berjualan rokok disaat ada pertunjukan layar tancap di Bandung,'' kenangnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul4jpg-5481.jpg

Ia pun tak henti-hentinya bersyukur dan bahagia, karena bisa menyelesaikan pendidikan meski harus melewati masa-masa sulit. Meski tak jadi Polisi, sang Ibu juga tetap bangga, karena anaknya bisa lulus dengan predikat baik. "Mungkin saat itu ibu saya kecewa karena tidak bisa jadi polisi. Tapi kami khususnya ibu selalu bersyukur karena semua perjalanan hidup kami percaya Allah SWT yang ngatur. Pada awalnya selain niat menjadi polisi, juga sempat ingin jadi santri ke Pesantren Gontor, tapi ya lagi-lagi gagal," tukasnya.

Lulus dari STPDN ia pun mencoba berkarier sebagai pegawai negeri. Dan pertama kalinya ia mengabdi di Pemprov Riau tahun 1997 yang saat itu lulusan STPDN dilantik dan dikukuhkan Presiden Soeharto dan ditempatkan di bagian kepegawaian sementara sekitar 3 bulan. "Di Pemprov tidak lama, karena pada bulan Desember 1997, saya ditempatkan di Inhu, menjadi staf disana," ujarnya.

Di Inhu waktu itu ia ditugaskan di kecamatan Seberida dengan status PNS golongan 3A menjadi staf. Pekerjaan awal kata dia,menjadi tukang ngurusin surat menyurat. Dan 2 tahun kemudian atau tahun 1999 saat Pilkada Rengat, Thamsir Rachman terpilih menjadi Bupati. "Saat itu saya jadi ajudan beliau sekitar 1 tahun. Dan kemudian saya minta izin menamatkan S2 di UI, dan alhamdulillah tahun 2001 tamat dan kembali ditempatkan di Kabupeten Inhu. Saat itu saya menjabat Kasubag Tata Pemerintahan," paparnya.

"Dan pada tahun 2003, saya diangkat jadi Camat Rengat Barat sampai 2005, kemudian kembali dimutasi jadi Kabag Binsos. Dan pada tahun 2007 saya dimutasi lagi menjadi Kepala Kesos di Inhu," ujarnya. Selama berapa lama menjalani rutinitas sebagai Kepala Dinsos, tepatnya pada tahun 2009 ia mengundurkan diri dari jabatannya. Pasalnya pada 2010 ia mengikuti pesta rakyat dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Inhu.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul5jpg-5487.jpg

''Saya mundur dari Kadis, tapi tidak berhenti jadi PNS, ya saat itu saya mencoba menjadi calon wakil bupati, namun belum berhasil, saat itu yang menjadi Bupati pak Yopi, disitulah pelajaran bagi saya di dunia politik. Meski gagal, saya cukup bangga karena tidak banyak yang bisa menjadi calon disana saat itu," ceritanya.

Setelah itu, karena kita belum berhasil dan masih berastatus menjadi PNS, Zoel Fahmi akhirnya mengajukan pindah Pekanbaru pada bulan Desember 2012 dan diterima menjadi pegawai Pemko Pekanbaru. "Saat itu memang cukup lama menunggu amanah dari 2010 sampai akhirnya pada bulan Mei 2014 saya dilantik sebagai Sekretaris Pol PP dan kemudian November 2014 saya resmi menjadi Kasatpol PP," ujarnya.

Zoel Fahmi Nikahi Anak Majikan

Pernikahan Zoel Fahmi tergolong unik. Disaat ia masih menjadi ajudan Bupati Inhu Raja Thamsir Rachman. Ia pun menjadi dekat dengan anaknya. Saat itu statusnya selain menjadi ajudan pribadi, Zoel juga masih menjalankan kuliah. Tepatnya pada 19 Oktober 2001 iapun nekad melamar anak majikannya tersebut.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul6jpg-5486.jpg

"Saya kan setiap hari bertemu, karena sering ketemu, ngobrol dan akhirnya cocok. Jadi setelah konsultasikan dengan orang tua maka saya berani melamar anak pak bupati. Istri saya namanya Raja Vivi Olivia, dan alhamdulillah diluar dugaan saya mendapat anugerah 5 anak, 3 laki-laki dan 2 perempuan," ceritanya lagi.

Berkecimpung di organisasi

Zoel Fahmi bukan hanya berkarier seabagai pejabat publik. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi baik kepemudaan, sosial, maupun olahraga. "Pada intinya dari kejadian yang saya alami, ada prestasi yang didapatkan, saya dari kecil suka dengan sepakbola, meski ada keterbatasan orang tua membeli sepatu aja susah, tapi saya tetap bermain bola tanpa sepatu. Kalaupun dapat sepatu dapat pinjam dari orang lain, tapi alhamdulillah akhirnya membawa saya menjadi salah satu pengurus di PSSI," ujarnya.

Prestasi terbesarnya saat itu, ia berhasil membawa Perseres Rengat juara nasional. Dan saat itu posisinya sebagai manajer. "Sangat jarang klub kota kecil apalagi di Sumatera dan bisa menjadi juara tahun 2007," ujarnya bangga. Selain di PSSI, Zoel Fahmi juga aktif dan pernah menjadi Ketua Karang Taruna pada tahun 2010, ditahun yang sama ia juga menjabat Ketua Pemuda Muhammadiyah Inhu, Ketua IPSI Inhu.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul7jpg-5485.jpg

Karier organisasi lain seperti di KNPI tingkat Kabupaten dan Provinsi Riau pada tahun 2009. Dan sekarang masih menjabat sebagai Sekretaris PSSI Riau, Ketua IPSI Kota Pekanbaru.

Lalu Apa yang menjadi Suka Dukanya Zoel Fami sebagai Kasatpol PP? Menurutnya dalam pekerjaan pasti suka dan duka itu ada. Dari segi duka kata dia, lebih pada tantangan yang harus ia lakukan. "Jadi begini, Satpol PP ini, kalau rekrutmenya benar akan bagus, satuan khusus tapi biasa tanpa memperhatikan latar belakang, tugas saya adalah bagaimana menyamakan persepsi dan satu tujuan. Karena satpol pp beda dengan Polisin yang direkrtut masuk pendidikan dan ditugaskan, sedangkan Satpol PP dari pembinaan wawasan dan tugas lapangan masih nol yang kita laksanakan kendalanya berkaitan dengan personil," ujarnya lagi.

"Kadang tidak gampang ketika memerintahkan yang A bisa jadi B. Kemudian kalau dulu di Rengat di Dinas Sosial memperdayakan para gepeng dan lain-lain, tapi di Satpol PP malah kebalikkan. Tapi mau tidak mau ya kita kesampingakan dulu,'' tukasnya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/07012017/zul8jpg-5484.jpg

Tantangan lainya kata dia, dimana dalam menjalankan tugas terkadang berhadapan dan berbeturan dengan oknum. "Kadang itu susahnya. Apalagi kalau oknumnya sendiri tidak tau SOP dari Satpol pp itu sendiri. Kalau kita berhadapan dengan oknum kalau informasi yang tak tepat bisa menimbulkan konflik. Sepanjang masih bisa kita lakukan sendiri kalau tidak bisa ya kita akan telp komanndanya biasanya itu jalan keluarnya," paparnya.

Namun pihaknya terus menjalin komunikasi dengan mitra seperti TNI/ Kepolisian dan PM dengan semua yang terlibat supaya bisa menjadi jalan keluar bagi penegakan Perda. "Kita lakukan sesuai prosedur, mulai dari imbuan, baru peringatan, baru lakukan penertiban. Prinsip hidup saya adalah harus menjadi amanah, karena sewaktu-waktu jabatan bisa lepas dari kita, jadi siap ditempatkan dimana saja. Kerahkan kemampuan selagi menjabat, agar kita bisa melakukan tugas dengan baik," tutup Zoel. ***

Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/