Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Sepakbola
23 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Sepakbola
24 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
3
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
24 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
4
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
Olahraga
23 jam yang lalu
Borneo FC Miliki Motivasi Tinggi Untuk Revans di Leg Kedua
5
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
18 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
23 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Berikan Dukungan ke KPK, KAPSI Minta XL dan Indosat Segera Diperiksa Terkait Dugaan Kolaborasi Revisi PP 52 dan 53

Berikan Dukungan ke KPK, KAPSI Minta XL dan Indosat Segera Diperiksa Terkait Dugaan Kolaborasi Revisi PP 52 dan 53
Ilustrasi.
Rabu, 30 November 2016 22:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Rencana Revisi Peraturan Pemerintah nomor 52  tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Komunikasi, serta PP nomor 53 tahun 2000 tentang Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit menuai reaksi.

Bahkan KPK juga telah mengirimkan investigator pada tanggal 29 November 2016 kemarin, ke Kemenkominfo. Guna mengapresiasi dan memberi dukungan ke KPK, Komite Anti Pungli dan Suap Indonesia (KAPSI), besok akan menggelar aksi di depan Kantor KPK.

"Selain dukungan, kami juga akan meminta KPK agar segera memanggil dan memeriksa pihak perusahaan operator seluler XL dan Indosat yang kami duga turut berkolaborasi dengan Kemenkominfo," ujar Noer Arifin selaku koordinator KAPSI kepada GoNews.co, Rabu (30/11/2016).

Aksi tersebut kata dia, akan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Menurut Noer Arifin, rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan uji publik terhadap dua RPP itu tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. 

Karena secara teknis kata dia, harus melibatkan kementerian lain, seperti Kementerian Koordinator Politik  Hukum dan Keamanan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Kementerian Pertahanan.

Disamping itu,  RPP Nomor 52 dan 53 Tahun 2000 harus melihat segi tidak menganggu keamanan negara, dan isinya tidak boleh melampui atau melabrak Undang-undang, dan normanya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.

"RPP nomor 52 dan 53 Tahun 2000 dari segi prosedur mesti melibatkan partisipasi dan rasional masyarakat, karena telokomunikasi sesuatu yang penting bagi masyarakat," katanya.

Sebelumnya kata Noer Arifin, Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih juga sudah meminta, agar sebaiknya RPP ini ditunda. "Menurut beliau, sebaiknya revisi terlebih dahulu Undang-undang nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Kemudian, baru melakukan RPP. Kami sangat sependapat dengan beliau. Nah setelah itu barulah lakukan konsultasi publik untuk melakukan RPP. Publik boleh memberikan masukan," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/