Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Dikalahkan Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
16 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Hukum
13 Wanita yang Diduga PSK Dikirim ke Sukarami

Ferizal : Lima Puluh Kota Harus Perang Lawan Pekat

Ferizal : Lima Puluh Kota Harus Perang Lawan Pekat
Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan dan Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo memberi pembinaan dan nasehat kepada 13 yang diduga PSK, sebelum dikirim ke Sukarami, Sabtu (12/3).
Sabtu, 12 Maret 2016 23:52 WIB
Penulis: Trinanda

LIMAPULUH KOTA-Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan memastikan, demi kemaslahatan ummat, mereka siap menabuh perang melawan penyakit masyarakat (pekat).”Lima Puluh Kota harus terbebas dari penyakit masyarakat, seperti narkoba, miras dan prostitusi,”ujar Ferizal Ridwan, di markas Satpol PP di Sarilamak, Sabtu (12/3) sore. 

Pernyataan ini, kontan disampaikan  wakil bupati Ferizal Ridwan, saat melepas 13 wanita yang diduga berprofesi sebagai PSK  di jalur Sumbar-Riau, bersama Kapolres Limapuluh Kotra AKBP Bagus Suropratomo, S.Ik, Sabtu (12/3).

Menurut Buya Feri, sapaan akrab Ferizal Ridwan, sesuai dengan visi-misinya bersama bupati Irfendi Arbi, kedua tokoh masa depan tersebut berkeinginan, membangun Limapuluh Kota di segala bidang.

Tidak cukup dengan mewujudkan pembangunan infrastruktur nan berkeadilan, merata, ke depan Pemkab dituntut pula melakukan perubahan mental. Baik bagi aparatur selaku penyelenggara negara, maupun bagi masyarakat.

“Sesuai dengan konsep nawacita dan revolusi mental pemerintahan Jokowi-JK, kami yakin, negara wajib hadir di tengah masyarakat. Termasuk, merubah mental masyarakat,” tutur Buya Ferizal Ridwan.

Selama ini menurut Ferizal, beberapa kasus pekat, telah diungkap oleh polisi. Baik di Limapuluh Kota, maupun yang masuk wilayah hukum Payakumbuh. Seperti di Pangkalan Koto Baru, polisi bersama-sama dengan TNI dan unsur Muspika, Jumat (11/3) sekitar pukul 23.30 Wib, mengamankan 13 wanita, yang diduga berprofesi sebagai wanita penghibur di warung-warung di pinggir jalan raya di kawasan kecamatan Pangkalan Kotobaru.

“Pengungkapan, mesti dibarengi dengan pembinaan. Di-recovery. Ada masa-masa pemulihan. Inilah tugas negara. Ke depan, Pol PP kita tuntut terus berkoordinasi yang aktif dengan Polri, TNI serta seluruh unsur masyarakat demi melawan dan menekan terjadinya praktik pekat,” demikian Ferizal.

Dikirim ke Sukarami

Sebanyak 13 orang wanita penghibur yang dijaring Polsek Pangkalan Koto Baru, Resor Limapuluh Kota, di jalur Sumbar-Riau, Sabtu (12/3) dini hari, dikirim oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) ke Panti Sukarami, di Solok.

Pengiriman 13 wanita penghibur yang diduga kerap melayani pria hidung belang di jalan negara tersebut, dipimpin Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan dan Kapolres 50 Kota AKBP Bagus Suropratomo.

Ke-13 wanita penghibur tersebut, dikirim ke Panti Sosial Karya Wanita Andam Dewi Sukarami, Solok, menggunakan truk milik Polres 50 Kota. “Alhamdulillah, pak Kapolres berkenan meminjamkan,” kata Ferizal Ridwan.

Wabup kaget, menerima laporan lisan dari Camat Pangkalan dan Kapolres 50 Kota yang menginformasikan, jika semalam, ada penjaringan 13 wanita penghibur di beberapa cafe, sepanjang jalur Sumbar-Riau.

Buah koordinasi wabup dengan Kapolres disepakati, jika ke-13 wanita tersebut dikirim ke Panti Sukarami. Tujuannya, untuk dilakukan pembinaan mental dan diajarkan keterampilan.

“Karena sampai saat ini Sat Pol PP tidak punya truk, kendaraan operasional, jadinya tadi kita pinjam kendaraan Polres 50 Kota,” tutur Ferizal Ridwan yang mengaku apresiasi, dengan semangat polisi yang memberantas pekat.

“Dari 13 Wanita yang dikirim ke Sukarami itu, ternyata adalah titipan para sopir truk di warung-warung disepanjang jalan raya dari Pangkalan sampai dengan perbatasan wilayah Riau. Alhamdulillah, tidak seorangpun yang berasal dari Kabupaten Limapuluh Kota,” ujar Kepala Satuan Pol.PP Limapuluh Kota, Widia Putra menjawab GoSumbar.Com.

Mereka yang juga berprofesi sebagai pelayan dan karyawan kedai tersebut adalah: Ln (34)  jualan, asal Bagan Hulu, Sumut, Ras (34), IRT,  asal Indra Mayu, Jawa Barat, YS (29) IRT, Kampar, Riau, Sumariani (36) IRT, Langkat, Sumut, Suparni (29) IRT, Ujung Batu, Riau, Fit (25) IRT, Medan, Sumut, ALW (32) IRT, Belalawan, Sumut, FY (25) IRT, Indra Giri Hulu, Riau, ES (28) IRT,Tanah Datar, Emi (38) IRT, Bukittinggi, Mar (31) Swasta, Tanah Datar, KS (34) IRT, Siak, Riau dan ATIK (36) Swasta, Rimbo Bujang, Jambi.

Ditanya wabup, sembilan dari 13 pelaku dengan profesi melayani pria hidung belang itu, mengaku berasal dari Pulau Jawa. “Daerah tepatnya, mungkin tidak elok kita sebut. Namun, sembilan diantaranya dari Jawa,” kata Ferizal Ridwan.

Sembilan wanita itu, tiba di Limapuluh Kota sudah sejak lama. Mereka tinggal di cafe-cafe, tempat pengguna jalan Sumbar-Riau biasanya ‘bersantai’ sembari ‘memijit’ tubuh. “Kami ke sini, pas usia belasan tahun pak,” kata seorang diantaranya.

Selain dari pulau Jawa, sisanya, wanita penghibur tersebut ternyata berasal dari beberapa daerah lain di Sumbar. “Semuanya berasal dari daerah lain. Walau demikian, karena mereka berdomisili di Limapuluh Kota, wajib untuk dibina,” kata Ferizal.

Wabup berharap, dengan telah dikirimnya ke-13 wanita penghibur tersebut ke Sukarami, mereka bisa punya keahlian dan keterampilan tangan, untuk ke depan, bisa bertahan hidup. “Kita akan terus memonitor perkembangannya,” demikian wabup. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/