Home  /  Berita  /  GoNews Group

Shalat Gerhana di Padang Panjang Dipusatkan di Lapangan Kantin

Shalat Gerhana di Padang Panjang Dipusatkan di Lapangan Kantin
Suasana rapat persiapan pelaksanaan Shalat Gerhana di Pemko Padang Panjang. (Humas)
Minggu, 06 Maret 2016 06:39 WIB

PADANG PANJANG - Pemerintah Kota Padang Panjang akan melaksanakan shalat gerhana pada Gerhana Matahati Total, Rabu, 9 Maret 2016. Ini kesepakatan yang didapat dalam Rapat persiapan shalat gerhana di Pemko Padang Panjang.

"Dengan ini kita sepakati, Shalat Gerhana dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016, mulai pukul 07.30 pagi WIB di lapangan Anas Karim (Kantin)", tutup Kabag Kesra Setdako Drs. Eri yang sekaligus menandai berakhirnya rapat persiapan Shalat Gerhana Matahari yang berlangsung di ruang Korpri Lantai 3 Balaikota Padang Panjang, Jumat (4/3/2016). Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang Rahmat Triyono, ST, Dipl.Seis, M.Sc, Ketua MUI Padang Panjang buya Alizar Chan, dan sejumlah pejabat di SKPD, disepakati juga pelaksanaan Shalat Gerhana akan diisi dengan khotbah yang disampaikan oleh buya Alizar Chan yang sekaligus akan menjadi imam shalat.
Kesepakatan melaksanakan sholat Gerhana di area terbuka sebagaimana halnya pelaksanaan shalat hari raya diambil setelah salah seorang peserta rapat dari Kemenag menyampaikan kisah tentang kejadian pelaksanaan sholat Gerhana di zaman Rasulullah. Rasullullah pada suatu ketika sedang dalam perjalanan bersama sahabat, dan disaat itu terjadi gerhana Matahari. Menyadari telah terjadinya peristiwa langka tersebut, Rasullulah mengajak para sahabat untuk bersuci dan melaksanakan shalat Gerhana di area terbuka, jadi alangkah baiknya kalau kita mengikuti contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tambahnya.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh banyak orang melalui berbagai media, peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016, setelah terakhir kali mengalami nya pada tahun 1983, dengan area terlintas jauh lebih banyak dibanding kejadian di tahun 1983. Sumatera Barat menjadi satu dari dua belas provinsi di Indonesia yang menjadi lintasan GMT, dan hanya dua kabupaten yang dilintasi, yaitu Kep.Mentawai dan Pesisir Selatan.
Padang Panjang sendiri hanya mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS), dengan puncak Gerhana 07.20 WIB, magnitudo 97,0% dan durasi gerhana 2 jam 6 menit 4 detik. "Peristiwa langka ini harus kita manfaatkan seoptimal mungkin, karena berdasarkan hitung-hitungan astronomi, peristiwa GMT dengan lintasan yang sama persis hanya terjadi sekali dalam 360 tahun, jadi kalau Bapak/Ibu ingin melihat nya dilintasan yang sama lagi, tunggu saja 360 tahun kemudian" tambah Rahmat Triyono, ST, Dipl.Seis, M.Sc sambil sedikit guyon menjawab pertanyaan salah seorang peserta rapat.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah walikota Hendri Arnis melalui pesan singkat menyampaikan perlunya menyikapi fenomena ini secara spiritual dan ilmiah. Peristiwa GMT adalah fenomena langka dan luar biasa yang menjadi pertanda akan kekuasaan Allah SWT, sekaligus kejadian astronomis yang harus dipahami secara ilmiah dan harus dimanfaatkan untuk mempelajari sebab akibat terjadinya peristiwa tersebut. "Pemahaman yang salah akan kejadian GMT seperti yang terjadi pada tahun 1983 jangan sampai terulang kembali, kita harus memahami kalau kejadian ini adalah fenomena alam yang normal dan wajar saja terjadi, baik dikaji dari sisi ilmiah maupun dari sudut pandang agama khususnya Islam" tutur Hendri Arnis.
Untuk antisipasi, Hendri Arnis juga mengingatkan pada masyarakat Padang Panjang agar tetap berhati-hati dalam menikmati euforia terjadinya Gerhana Matahari 9 Maret, dengan menggunakan peralatan yang layak dan memadai saat menikmati momen-momen terjadi nya peristiwa tersebut. "Jangan melihat Gerhana Matahari secara langsung, karena bisa menyebabkan kerusakan pada mata, jadi gunakan peralatan yang memadai seperti kacamata anti Ultra Violet dan peralatan lain yang memang aman untuk dipergunakan melihat matahari langsung" tambah Hendri Arnis.
Dari hasil penelusuran Humas di sejumlah media online, ada beberapa alternatif peralatan yang bisa dipergunakan untuk melihat peristiwa Gerhana secara langsung selain kacamata. Diantaranya kacamata matahari yang dibuat dari kertas karton putih dengan Filter Matahari tipe Neutral Density 5 (ND5) merek Seymour atau Baader sebagai media bidiknya. Filter ini bisa dibeli di toko aksesoris kamera, toko teleskop, toko perangkat keras dan juga sejumlah toko online. Menurut situs infoastronomi.org, kacamata ini juga bisa dibuat dari negative film hitam-putih (jangan yang berwarna). Negatif film ini harus di ekspos atau dipapar di bawah sinar matahari minimal 60 detik, selanjutnya harus dicuci di studio foto. Potong dan rekatkan hingga tiga lapis atau tiga tumpuk. Filter dari negative film ini sudah cukup aman untuk pengamatan matahari maksimal hingga 2 menit. (humas)

Editor:Calva
Kategori:Padangpanjang, GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/