Mengeluhkan Pusing, Perawat Puskesmas Mandiangin Ini Akhirnya Meninggal Dunia
Penulis: jontra
Merasa ada yang aneh dengan diri Edri Meta, saat dia mengatakan pusing rekan kerjanya kemudian segera melarikan Edri Meta ke ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Namun tim medis menyatakan jika nyawa Edri Meta sudah tidak tertolong ketika berada di rumah sakit.
Dari pantauan GoSumbar, puluhan perawat dan rekan kerjanya memenuhi ruangan IGD RSAM Bukittinggi. Sejumlah pejabat, bahkan Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, ikut melayat dan melepas jenazah Edri Meta menuju rumah duka di kawasan Simpang Manunggal V Kaum Batusangkar.
Edri Meta meninggalkan seorang suami bernama Romi Aprianto, serta meninggalkan tiga anak, masing-masing bernama Rifa (11 tahun), Miftanul Rizki (7 tahun) dan Osinawa Rometa (5 tahun).
Terkait hal ini, Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Ermawati mengungkapkan, pasien bernama Edri Meta, yang merupakan salah seorang perawat di Kota Bukittinggi, diduga telah menghembuskan nafas terakhir sebelum tiba di rumah sakit.
Disebutkan juga oleh Ernawati, saat berada di rumah sakit, pasien langsung diperiksa menggunakan alat elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat periksa jantung. Namun hasil pemeriksaan itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan pada diri Edri Meta.
“Ketika kami periksa yang terlihat pada layar EKG, hanya garis datar. Artinya, pasien telah meninggal dunia. Meski demikian, tim medis juga telah berusaha untuk memacu detak jantung pasien, tapi ternyata nyawa pasien memang sudah tidak tertolong lagi,” ungkap Ermawati, Kamis 25 Februari 2016.
Menurut Ermawati, kami belum bisa menyimpulkan penyebab pasti yang membuat pasien meninggal dunia. Namun menurutnya, berkemungkinan pasien mengalami masalah pada jantung.
“Kesimpulan sementara, pasien meninggal dunia karena jantung. Ini baru kemungkinan ya, dan belum pasti, karena saya belum memeriksa data secara detail,” terang Ermawati.
Menerima laporan meninggalnya salah seorang staf Puskesman Mandiangin, Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias memerintahkan seluruh staff di Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bukittinggi beserta jajaran bertolak dari Bukittinggi mengantar jenazah Edri Meta sampai ke rumah duka di kawasan Simpang Manunggal V Kaum Batusangkar.
“Saya perintahkan kepada seluruh jajaran kesehatan, iringi jenazah ke Batusangkar. Seluruh staff di dinas kesehatan dan jajarannya antar jenazah sampai selesai. Dharma Wanita dan ibu-ibu PKK nantinya juga akan diperintahkan berangkat ke Batusangkar, dan mohon maaf saya tidak bisa mengantar, karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan,” tegas Ramlan Nurmatias saat melepas jenazah Edri Meta di halaman Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Dalam pelepasan itu, Ramlan Nurmatias juga mengingatkan bahwa kejadian ini merupakan pelajaran bagi umat manusia, bahwa kapan ajal itu akan datang, tidak akan pernah diketahui manusia.
“Kondisi almarhumah pada pagi harinya masih dalam kondisi sehat. Beberapa jam setelah itu, ternyata Tuhan menentukan lain. Memang, kalau masalah umur, kita semua tidak ada yang tahu. Mau besok, malam nanti, kita bisa saja mati. Atas nama pemerintah dan pribadi saya mengucapkan sebesar-besarnya belasungkawa, mudah-mudahan seluruh amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapinya,” ulas Ramlan Nurmatias.
Jenazah Edri Meta kemudian dilepas dari RSAM Bukittinggi menuju rumah duka di Batusangkar sekitar pukul 13.15 WIB diiringi oleh belasan mobil dari jajaran Pemko Bukittinggi. (**)
Kategori | : | Bukittinggi, Peristiwa |