Home  /  Berita  /  Ekonomi

Pembeli Sepi, Berbagai Harga Kebutuhan Pokok di Bukittinggi Melonjak

Pembeli Sepi, Berbagai Harga Kebutuhan Pokok di Bukittinggi Melonjak
Situasi di Los Daging Pasar Bawah Bukittinggi, Kamis 28 Januari 2016.
Kamis, 28 Januari 2016 14:55 WIB
Penulis: jontra
BUKITTINGGI - Awal tahun 2016 ini, sejumlah harga kebutuhan pokok di Pasar Bawah Bukittinggi masih belum menunjukan harga penurunan yang berarti, bahkan harga daging dan ayam justru mengalami kenaikan.

Akibatnya, para pedagang lah yang merasakan damapak dari hal tersebut, karena kurangnya daya beli masyarakat.

Untuk harga daging sapi saja pada Kamis 28 Januari 2016, mencapai Rp 115 ribu /kg, harga ini mengalami kenaikan dari Rp105 ribu/ kg, hingga-110 ribu/kg. Kenaikan ini sudah berlangsung dari akhir tahun 2015 lalu.

 "Jika bulan lalu kita masih bisa menjual daging itu seharga harga daging seharga Rp 105 ribu- 110 ribu/kg, namun saat ini, harganya sudah mencapai Rp 115.000/kg,"sebut  Andi salah seorang pedagang daging di Pasar Bawah Bukittinggi pada GoSumbar.com.

Andi menyebutkan, kenaikan harga daging ini menurutnya disebabkan oleh tingginya harga pembelian dari toke sapi yang mengalami kenaikan.

“Informasi yang kita dapat, kenaikan ini ditenggarai oleh banyaknya pembeli sapi dari luar daerah dengan harga yang tinggi, otomatis, kita juga harus mengiringi harga tersebut, jika tidak, stok daging untuk kita bisa kosong,” terangnya.

Namun, dengan kenaikan ini menurutnya, secara tidak langsung juga berimbas dengan kurangnya daya beli masyarakat, akibatnya, pedagang mengalami kerugian hingga 30 persen.

“Jika pembeli biasanya puluhan, sekarang tinggal belasan, itupun harus menunggu sampai sore, lagipula sekarang sedang masa santai tidak ada momen besar, pengunjung jarang , hingga permintaan dari restoran atau hotel juga berkurang,” jelasnya.

Pedagang daging lainya, Edi membenarkan hal tersebut, kenaikan harga daging itu diduga karena banyaknya permintaan hewan ternak dari luar daerah. Baik Andi maupun Edi mengaku akibat naiknya harga daging itu, naik daya beli masyarakat jauh berkurang. Mereka  berharap ada kebijakan dari pemerintah daerah mengatasi hal itu, sebab jika harga daging itu terus naik maka daya beli masyarakat akan terus berkurang.

Sementara itu, harga ayam juga masih berada diatas level standar kemampuan beli masyarakat, untuk dua bulan terakhir pedagang ayam mengaku bahwa harga ayam berkisar Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu/ekor.

“Kita saja membeli seharga Rp 35 ribu/ekor, tentu saja jualnya dengan harga segitu. Harga ini memang diatas daya beli masyarakat. Seharusnya harga standar berkisar Rp 14-15 ribu/ekor,” ungkap Meri, pedagang ayam Pasar Bawah.

Sepinya pembeli, menurut Meri tidak hanya pada hari biasa, bahkan hingga hari Pakan (Pasar), daya beli masyarakat jauh berkurang.

Kerugian lain juga dialami oleh pedagang beras, seperti yang diungkapkan Permai, salah seorang pedagang beras di los beras Pasar Bawah, bahkan resiko kerugian terpaksa diambil asalkan barang dagangan laku terjual

“Untuk beras kampung seperti Kuruik Kusuik kita ambil seharga Rp 10-11 ribu/kg, sementara kita hanya jual Rp 9 ribu/kg. Saat ini, daya beli masyarakat cuma segitu, bagaimana harus mempertahankan harga tinggi jika daya beli masyarakat kurang. Parahnya, kadang jual beli hanya sekali tiga hari, kejadian ini sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir,” ujar pedagang yang mengaku sudah enam tahun ini berjualan beras.

Sementara itu, untuk harga minyak curah saat ini dipasar bawah Rp 9 ribu/ kg, gula pasir sejak dua bulan terakhir naik Rp 500/ kg, dari Rp 12.500 menjadi Rp 13 ribu/kg.

“Untuk gula pasir terpaksa dijual harga segitu, karena untuk satu karung kita beli Rp 600 ribu, naik dari Rp 500 ribu sebelumnya, sedangkan untuk minyak kemasan Rp 13 ribu perkilo,” sebut Aswel.

Sedangkan harga cabe merah sedikit turun dari akhir tahun lalu yang mencapai puncak Rp 50 ribu/kg, menjadi Rp 35 ribu/kg, cabe hijau masih stabil Rp 24 ribu/kg, cabe giling Rp 35 ribu/kg, sama dengan cabe jawa (lado kotak) seharga Rp 35 ribu/kg.

“Untuk kentang masih Rp 9 ribu/kg, Bawang merah turun dari Rp 30ribu/kg menjadi Rp 24 ribu/kg, sedangkan bawang putih naik dari Rp 24 ribu/kg menjadi Rp 28 ribu/kg,” ungkap Yeni, pedagang cabe Pasar Bawah.

Dilain pihak, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bukittinggi, M Idris membenarkan bahwa terjadi kenaikan harga daging dan sejumlah bahan pokok di Pasar Bukittinggi.

“Saat ini, kita tengah mengupayakan bekerja sama dengan daerah lain untuk menambah stok barang di Bukittinggi, kurangnya daya jual beli di pasaran tentu tidak terlepas dengan kondisi ekonomi masyarakat sendiri, yang jelas kita terus berusaha untuk menstabilkan harga dipasaran supaya masyarakat tidak terbebani,” ungkap Idris.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kota Bukittinggi, Melwizardi mengatakan bahwa harga dibandingkan dengan daerah lain, harga daging di Bukittinggi masih tergolong standar.

“Itukan masih belum tergolong mahal, kenaikan hanya Rp 5 ribu, dibandingkan dengan daerah lain yang mencapai Rp 135 ribu/kg. Lagipula memang kondisi masyarakat kitanya yang seperti ini untuk saat ini harus bagaimana lagi, jika diturunkan harga daging pedagang yang rugi, jika dinaikkan masyarakat yang susah,” ungkapnya.

Walaupun demikian, pihaknya juga terus melakukan berbagai upaya untuk menstandarkan harga dipasaran dengan terus melakukan pantauan, dan mempelajari situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. (**)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77