Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
24 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
2
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
3
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
4
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
23 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
5
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
6 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
5 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Kak Seto: Kejadian Tewasnya Murid SD di Situjuah Gadang, Bukti Pendidikan Indonesia Perlu Berbenah

Kak Seto: Kejadian Tewasnya Murid SD di Situjuah Gadang, Bukti Pendidikan Indonesia Perlu Berbenah
Seto Mulyadi
Rabu, 14 Oktober 2015 08:07 WIB
Penulis: .
JAKARTA, GOSUMBAR.COM - Terkait kasus kekerasan siswa di SDN Situjuah Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan perlu ada revolusi mental dalam sistem pendidikan Indonesia.

"Perlu ada revolusi mental dalam sistem pendidikan kita dengan menciptakan rumah dan sekolah yang ramah anak," kata dia.

Mulyadi, yang lebih dikenal dengan Kak Seto ini, mengatakan, suasana pendidikan yang ramah anak sangat penting karena dapat memberi kesempatan pada siswa untuk merasa dihargai.

Ia menambahkan, setiap anak ingin potensi-potensinya dihargai termasuk kemampuan mereka di bidang seni dan olah raga yang selama ini kurang dikembangkan oleh sistem pendidikan di Indonesia.

Ia mengatakan, sistem pendididikan di Indonesia selama ini terlalu menekan siswa dalam bidang akademik, namun kurang dalam pendidikan karakter.

Hal ini menyebabkan banyak siswa menjadi frustrasi, trauma dan mengembangkan berbagai perilaku agresif seperti tawuran, bullying, seks bebas, geng motor dan sebagainya.

Ia mengatakan jika tidak ada revolusi mental dalam sistem pendidikan ini, maka kejadian serupa seperti di Sumbar akan terus berulang sepanjang tahun.

"Kejadian di Sumbar ini harusnya menjadi titik acuan bagi pendidikan di Indonesia untuk dapat berbenah diri dengan menanamkan karakter yang tidak sekedar hafalan pada siswa, tapi justru dalam bentuk keteladanan para pendidik baik di sekolah maupun di rumah," ujar Seto, yang juga seorang psikolog anak. ***

Sumber:republika.co.id
Kategori:Limapuluh Kota, Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/