Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
12 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Sepakbola
5 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
39 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Wayoi... Padang Jadi Tempat Favorit untuk Membuang 'Urang Gilo'

Wayoi... Padang Jadi Tempat Favorit untuk Membuang Urang Gilo
ilustrasi
Rabu, 09 September 2015 06:56 WIB
Penulis: .
PADANG, GOSUMBAR.COM - Jumlah pengidap gangguan jiwa di Kota Padang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Namun sebenarnya, sebagian besar 'urang gilo' itu bukanlah warga lokal, tapi diimpor dari daerah lain.

“Istilah impor ini kami pakai karena banyak kejadian orang yang mengalami gangguan jiwa sengaja ditelantarkan oleh pihak tertentu di kota ini. Dan Padang menjadi pusat lokasi untuk mengimpornya,” kata Apedisnita, Kepala Bidang (Kabid) Bantuan Jaminan Sosial Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang, di kantornya, Jalan Rasuna Said, Padang, Selasa (8/9).
Menurutnya, orang-orang yang mengalami gangguan mental banyak berasal dari luar Kota Padang, bahkan ada yang berasal dari luar pulau Sumatera. Sebagian dari mereka memang tidak diurus oleh keluarga dan di­beberapa kasus pihak keluarga sengaja “membuangnya”.
“Ada beberapa motif yang ditemui, salah satunya membawa si penderita makan di salah satu rumah makan, selesai makan mereka pergi dan meninggalkannya. Kadang kami tidak percaya tapi inilah kenyataannya,” ungkapnya.
Labih lanjut Apedisnita menyampaikan, dalam tahun 2014 tercatat mereka yang mengalami gangguan dan dibawa ke rumah sakit sebanyak 90 orang. Sedangkan data tahun 2015 periode Januari hingga awal September tercatat sudah 63 orang yang dirawat.
“Setiap tahunnya mengalami kenaikan. Angka 63 ini data terakhir kami, kemungkinan akan terus bertambah karena pihak Pol PP sebagai pelaksana lapangan akan terus menjaring mereka yang gangguan mental ini,” paparnya.
Sementara itu Psikolog Kuswardani menjelaskan, gangguan jiwa dapat disembuhkan bahkan dapat dikurangi populasinya. Salah satu yang hal harus dilakukan masyarakat adalah meningkatkan awerenees atau kesadaran setiap individu apa yang harus dilakukan tentang penderita ini.
“Perlu awerenees kepada penderita ini, jangan ada stigma buruk. Inilah yang sering terjadi di tengah masyarakat, sebagian bahkan ada yang mengolok-olok dengan kata-kata gila,” tuturnya. ***

Sumber:harianhaluan.com
Kategori:Padang, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/