Home  /  Berita  /  Pendidikan

Joged Bumbung Bali Tidak Porno dan Baru Saja Dinyatakan Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Joged Bumbung Bali Tidak Porno dan Baru Saja Dinyatakan Sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO
Seorang penari Bali menaiki tangga usai membawakan Tari Joged Bumbung (Tempo.co)
Minggu, 13 Desember 2015 06:54 WIB
Penulis: Marjeni Rokcalva

DENPASAR - Video tayangan Tari Bali Joged Bumbung yang berbau porno di Youtube jelas menyimpang dari esensi tarian itu sendiri. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dilansir GoSumbar, Minggu, 13 Desember 2015, dari laman situs resmi Kemdikbu RI, menjelaskan, tarian ini merupakan salah satu jenis tari Joged yang diiringi dengan gamelan bumbung bambu dan penarinya perempuan, pengibing laki-laki. Joged adalah semacam tari pergaulan muda mudi yang diiringi dengan gamelan yang terbuat dari bumbung bambu. Penari joged pada awalnya menari sendiri yang disebut ngelembar. 

Setelah itu penari mencari pasangannya seorang laki-laki yaitu salah seorang lelaki yang menonton yang dihampiri si penari, dan laki-laki itu kemudian diajaknya menari bersama-sama atau diajaknya ngibing. Begitulah seterusnya si penari berganti-ganti pasangan yang dipilihnya. Tari Joged ini ada persamaannya dengan tari gandrung.

Kadis Kebudayaan Bali Dewa Putu Beratha, menyebutkan, meski merupakan tari pergaulan, jogged bumbung mestinya jauh dari kesan erotis dan porno. Dan tayangan yang ditampilkan di Youtube itu tidak benar dan bukan seperti itu Joged Bumbung yang sebenarnya. Ia juga menyatakan, jogged asal Jembrana itu dinyatakan sebagai salah-satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO bersama 8 tarian Bali lainnya di tanggal 2 Desember 2015.

Selain Joged Bumbung yang berasal dari Jembrana, 8 tarian lainnya yang diakui oleh UNESCO adalah tari Rejeng Dewa (Klungkung), Sang Hyang Dedari (Karangasem), Baris Upacara (Bangli), Gambuh (Gianyar), Wayang Wong (Buleleng), Topeng Sidakarya/Pajegan (Tabanan), Legong Kraton (Denpasar), dan Barong Ket Kunstisraya (Badung).

Terkait dengan Joged itu, pakar tari Bali, Prof Made Bandem membantah adanya upaya elitisasi dengan membatasi ruang gerak Joged Bumbung sebagai tarian rakyat. Dia menyebut, dalam setiap tarian Bali harus ada aspek religiusitas (Siwam), Etika (Satyam) dan esetetika (Sundaram). Apa yang dilakukan tim, menurutnya, hanya agar joged itu tetap pada rel tersebut. “Soal ekspresi sehari-hari rakyat jelata dan tari pergaulan, itu tidak kita permasalahkan,” ujarnya kepada tempo.co, Sabtu, 12 Desember 2015.

Dan ketika heboh beredarnya Tarian Sakral Bali bertitel Joged Bumbung berbau porno, hal ini membuat berbagai kalangan di Pulau Dewata itu resah. Pemerintah Provinsi Bali bersama sejumlah pihak akan meminta Youtube.com untuk menghapus tayangan Joged Bumbung porno di situs tersebut. Hal itu dilakukan setelah jogged asal Jembrana itu dinyatakan sebagai salah-satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. (***)

Sumber:Berbagai Sumber
Kategori:Rantau, Pendidikan
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77