Ternyata, Tingkat Kemiskinan di Bukittinggi Setiap Tahunnya Cenderung Labil
Penulis: jontra
Tercatat pada tahun 2005 peningkatan kemiskinan terjadi sebesar 33 persen, hal ini disebabkan dari dampak larangan impor beras yang diberlakukan pada tahun tersebut. Kondisi ini terus terjadi sampai tahun 2006, 2007. Pada tahun 2008 tingkat kemiskinan paling tinggi terjadi yakni mencapai 7,20 persen.
Hal ini merupakan puncak dari terjadinya berbagai krisis ekonomi maupun kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang mengakibatkan Kota Bukittinggi juga terkena dampaknya.
“Seiring dengan upaya pemulihan akibat krisis ekonomi, tingkat kemiskinan mengalami perbaikan dengan menurun menjadi 6,19 persen pada tahun 2009. Tapi pada tahun 2010 kemiskinan kembali naik menjadi 6,82 persen” ungkap Kepala Bappeda Kota Bukittinggi, Yunizar Jumat 30 Oktober 2015.
Periode 2010-2011 kondisi ini terus membaik karena terdapat penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,33 persen sehingga mencapai angka 6,49 persen pada tahun 2011.
Meskipun tingkat kemisikinan mengalami penurunan pada tahun 2010-2011 akan tetapi hal ini tetap perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan stakeholder terkait mengingat kecendrungan perlambatan yang terjadi pada penurunan tingkat kemiskinan tersebut dan kerentanan yang tinggi terhadap pengaruh eksternal.
“Kita berharap upaya penurunan kemiskinan yang dilakukan dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat umumnya dan tingkat kemiskinan khususnya secara permanen” harap Yunizar.
Pada periode 2003-2011 tingkat kemiskinan kota Bukittinggi meningkat dari 3,40 persen pada tahun 2003 menjadi 6,49 persen pada tahun 2011. Hal ini disebabkan terjadinya berbagai krisis termasuk krisis ekonomi global dan krisis bencana yang membawa dampak negative terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Disamping itu, terjadinya kenaikan tingkat kemiskinan ini juga disebabkan program-program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilaksanakan masih bersifat sektoral dan belum terlaksana secara komprehensif.
Pada tahun 2002-2011, berdasarkan analisis relevansi, tingkat kemiskinan Kota Bukittinggi tidak relevan dengan tingkat kemiskinan provinsi dan nasional. Artinya, tingkat kemiskinan Kota Bukittinggi tidak mengikuti arah perkembangan tingkat provinsi dan nasional yang mengalami penurunan. Tingkat kemiskinan Bukittinggi memperlihatkan kecendrungan meningkat terutama pada tahun 2007-2008 dan 2009-2010.
Jumlah penduduk miskin di Kota Bukittinggi lebih kecil jika dibandingkan rata-rata provinsi dan nasional. Di Sumatera Barat jumlah penduduk miskin Kota Bukittinggi merupakan jumlah penduduk nomor empat.
“Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya garis kemiskinan tidak berpengaruh terhadap perkembangan tingkat kemiskinan, akan tetapi berdasarkan data survey dilapangan pertambahan penduduk yang berasal dari arus migrasi mengakibatkan tingginya jumlah penduduk miskin yang bekerja pada sektor informal,” jelas yunizar.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bukittinggi, tercatat jumlah penduduk miskin di Bukittinggi mencapai 6,7 persen pada tahun 2012 dan turun menjadi 6,4 persen pada tahun 2013.
“Untuk data 2014 dan 2015 masih belum tuntas dan masih dalam pengerjaan,” ujar Kasi Sosial BPS Bukittinggi, Lisa Yanti.(**)
Kategori | : | Bukittinggi, Pemerintahan |