Home  /  Berita  /  Umum

Keren... Bule Ini Perkenalkan Rabab Pasisie di University of Otago, Dunedin, Selandia Baru

Keren... Bule Ini Perkenalkan Rabab Pasisie di University of Otago, Dunedin, Selandia Baru
Seniman menampilkan kreasi musik gamelan dalam perayaan 20 tahun gamelan di University of Otago, Dunedin, Selandia Baru, Sabtu (22/8/2015).
Minggu, 23 Agustus 2015 08:50 WIB
Penulis: Arie MF Jambak
DUNEDIN, GOSUMBAR.COM - Megan Collins, etnomusikolog New Zealand School of Music Wellington, mempertunjukan rabab pasisia dalam seminar sehari perayaan 20 tahun gamelan di University of Otago, Dunedin, Selandia Baru, Sabtu (22/8/2015).

Collins yang tampil sebagai salah satu pembicara dalam seminar itu mengatakan, di Pulau Sumatera, Indonesia terdapat kearifan tradisional berupa kisah yang dinyanyikan bisa menghindarkan masyarakat dari dampak luas bencana alam.

Dia menemukan setidaknya tiga tradisi kisah (storytelling) yang berkaitan dengan bencana di kawasan Sumatera.

Pertama, ''smong'' yang menyelamatkan hampir semua penduduk Pulau Simeuleu, Aceh dari tsunami pada tahun 2004.

Kisah yang didendangkan kepada anak-anak di Pulau Simeuleu, itu kata Collins, mengingatkan masyarakat untuk segera berlari ke perbukitan ketika air laut surut.

Kedua, lanjut Collins, musik popular seperti “Sumbar Manangih” yang diciptakan musisi lokal Siril Asmara dan bercerita tentang gempa bumi pada 2009.

Tradisi berkisah melalui musik juga muncul untuk meminta bantuan untuk korban banjir bandang dari orang-orang di rantau.

Selain itu, ada pula puisi berisi kesaksian satu-satunya orang yang selamat dari tsunami Krakatau pada tahun 1883 yang ditranskrip M Saleh dan kemudian diterjemahkan John McGlynn dalam buku “Lampung Submerged”.

Dalam seminar itu, Megan Collins juga menunjukkan cara bermain rabab pasisia sekaligus ber-kaba (semacam pantun, tetapi lebih longgar dalam aturan rima dan isinya).

Tradisi kaba dan pantun memperlihatkan tradisi berkisah di Sumatera Barat. Tradisi berkisah ini, tambahnya, memudahkan trasfer pemahaman di masyarakat.

Selain Megan Collins, beberapa pembicara lain hadir dalam seminar sehari perayaan 20 tahun gamelan di University of Otago, Dunedin, Selandia Baru, Sabtu (22/8).

Mereka adalah etnomusikolog dari New Zealand School of Music Gareth Farr, etnomusikolog University of Otago Henry Johnson and Antony Ritchie, Ilona Wright dari University of Melbourne, David Kotlowi dari University of Adelaide, dan Miranda Adams dari Auckland Philharmonic Orchestra.***

Sumber:kompas.com
Kategori:Pesisir Selatan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/